Sementara itu Kepala Desa Tenggarejo, Mujito menceritakan, selama bertahun-tahun, masyarakat harus hidup dengan kesulitan air bersih. Kondisi tanah karst membuat masyarakat sulit mencari sumber mata air.
"Setiap kemarau pasti ada ratusan keluarga yang kesulitan air bersih. Bahkan mereka juga kesulitan mencarikan air untuk ternaknya," jelas Mujito.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, masyarakat harus mendatangkan air bersih dari luar desa. Mulai dari meminta bantuan BPBD Tulungagung hingga rela membeli air bersih.
"Saat kemarau warga yang memiliki uang akan membeli dua tangki air bersih untuk kebutuhan satu bulan. Setiap tangki warga harus membayar Rp 200 ribu," ungkapnya.
Apabila musim kemarau berkepanjangan, otomatis warga harus merogoh uang lebih banyak untuk membeli air dari luar daerah. Adapun total keluarga di Desa Tenggarejo mencapai 750 keluarga.
Mujito menambahkan, saat ini Desa Tenggarejo telah mendapatkan bantuan sumur bor dari IKA Unair. Sumur ini akan membantu masyarakat untuk memperoleh air bersih saat musim kemarau.
Keberadaan sumur bor ini dapat dialirkan kepada 150 keluarga. Dan diharapkan bisa mencukupi kebutuhan warga di dua dusun.
"Untuk mengalirkan air dari sumur bor perlu pipanisasi yang nanti akan dibantu oleh Pemkab Tulungagung," pungkasnya.
Editor : Mohammad Ali Ridlo