Turmudzi mengatakan bahwa usaha batu mozaiknya itu diawali mulai tahun 2009, dengan hanya modal 10 juta. Namun hal ini tidak terlepas dari doa dan usaha yang selama ini diamalkan dirinya saat sedang menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep.
"Saya sangat bersyukur karena saat ini saya bisa mampu menjadi eksportir batu mozaik. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari amalan untuk mengaji satu hari satu juz." Ujar Turmudzi saat ditemui awak media, Sabtu (25/02/2023),
Kini usahanya mampu menghasilkan 3000 meter persegi batu mozaik setiap bulannya. Pemasaran batu mozaik ini diserap pasar domestik sekitar 10 persen. Sedangkan untuk pasar luar negeri 90 persen.
Setelah sukses menjadi eksportir batu mozaik ke berbagai negara. Turmudzi juga tidak lupa untuk bersedekah. Sebanyak 25 yatim/piatu di lembaga pendidikan menjadi anak asuhnya. iNews Tulungagung
Editor : Mohammad Ali Ridlo