Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Dwi Hari Subagyo mengatakan, sumber pengairan 9 desa tersebut berasal dari dua sumber air yakni dari daerah irigasi Kalidawir dan daerah irigasi Lodoyo. Diketahui, hanya ada dua sumber tersebut yang selama ini biasanya mengairi 9 desa tersebut.
Hanya saja untuk sumber air di daerah irigasi Kalidawir saat ini tengah mengalami penurunan debit air, sehingga perlu waktu berbulan-bulan untuk pulih dan mengairi 9 desa tersebut. Namun daerah irigasi Lodoyo diyakini bisa meningkatkan debit air untuk menjadi pasokan bagi 900 hektare lahan tanaman di 9 desa.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) untuk membuka daerah irigasi Lodoyo agar petani dari 9 desa ini mendapat pasokan air," katanya.
Hari menjelaskan , pihak PJT sendiri sudah melakukan pembagian air secara terencana pada beberapa wilayah di Tulungagung seperti Sumbergempol, Wajak dan lain-lain.
Hanya saja, pihaknya berupaya meminta bantuan agar sedikit airnya bisa diarahkan ke 9 desa tersebut demi memulihkan pengairan mereka.
Menurut Hari, hanya inilah salah satu solusi jangka pendek yang bisa ditawarkan oleh pemerintah yakni melalui daerah irigasi Lodoyo untuk mengairi 9 desa tersebut. Meski memungkinkan, sebenarnya untuk suplai air bagi 9 desa itu tidak maksimal karena harus bergiliran untuk mendapatkan air tersebut.
"Namun pada intinya, yang paling penting ini agar mereka bisa mendapat pengairan terlebih dahulu, jadi kerugian dari ancaman gagal panen terhadap 900 hektare lahan sawah pada 9 desa ini bisa diminimalisir," tukasnya.
Editor : Mohammad Ali Ridlo