Tulungagung, iNews Tulungagung -Pada Juli 2024, Inflasi di Kabupaten Tulungagung kembali mengalami kenaikan. Sebelumnya sempat mengalami deflasi pada bulan Mei 2024 kemarin.
Pemicunya yakni terjadinya kenaikan harga beras dan cabai yang terjadi sepanjang Juli 2024 kemarin di Tulungagung.
Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno mengatakan, berdasarkan penghitungan inflasi month to month yang terjadi di Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan hasil penghitungan itu, angka inflasi pada Juli kemarin di Tulungagung sudah mencapai 2,18 persen.
Sedangkan untuk angka inflasi pada Juni 2024 kemarin, angkanya hanya mencapai 2,08 persen saja, dimana angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan Juli.
Hal ini diyakini terjadi lantaran adanya kenaikan terhadap beberapa jenis kebutuhan pokok utama yang ada di Tulungagung sejak bulan Juni.
"Memang pada bulan Mei sempat terjadi deflasi karena saat itu sedang panen raya. Sedangkan saat ini kembali terjadi inflasi dan angkanya mencapai 2,18 persen," katanya. Senin (5/8/2024)
Heru mengungkapkan, kenaikan harga bapok itu terjadi pada dua jenis bapok yang paling utama seperti beras dan cabai rawit. Bahkan untuk cabai rawit sendiri, kenaikan harganya sudah mencapai 100 persen lebih, sehingga dalam waktu dua bulan saja, mulai terjadi inflasi di Tulungagung.
Menurut Heru, untuk rincian harganya beras jenis medium di Pasar Tulungagung sudah mencapai Rp 12.500, dimana kenaikan itu hanya sebesar 30 persen. Sedangkan untuk harga capai sendiri saat ini harganya Rp 65 ribu, padahal sebelumnya, harga cabai rawit hanya di kisaran Rp 30 ribu perkilonya.
"Kenaikan ekstrem justru pada bapok cabai rawit. Untuk beras hanya jenis medium saja yang naik. Kalau yang jenis premium harganya masih stabil," ungkapnya.
Pihaknya sudah melaporkan terjadinya inflasi ini ke Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), dimana setiap kabupaten/kota untuk segera mendistribusikan beras untuk gerakan pangan murah pada bulan Agustus 2024.
Hal itu dilakukan untuk mencegah agar harga beras di setiap pasar di Tulungagung tidak terus-terusan mengalami kenaikan setiap bulannya.
Selain itu, pihaknya beranggapan jika kenaikan harga beras ini dipicu lantaran saat ini masa panen sudah lewat, maka dari itu, saat ini sudah waktunya menyalurkan cadangan beras.
"Panen raya sudah selesai, saat ini sudah waktunya masa tanam, sehingga cadangan beras kami harus segera dikeluarkan untuk mengendalikan harga beras," pungkasnya.
Editor : Mohammad Ali Ridlo
Artikel Terkait