"Berbeda dengan wilayah pegunungan di barat Tulungagung, bantuan bibit tanaman produktif disana sampai saat ini masih terawat. Makanya wilayah sana sangat jarang terjadi longsor dibandingkan wilayah selatan," ujarnya.
Santoso mengaku, permasalahan ini memang tidak bisa semata-mata diselesaikan dengan pemerintah daerah terus menerus memberikan bantuan bibit tanaman tegakan di wilayah selatan. Melainkan, perlu peran serta masyarakat terkait kesadarannya untuk menjaga alam dan mulai memelihara tanaman tegakan di wilayah selatan. Maka dari itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat mulai sadar, agar bencana pada musim penghujan tidak bertambah parah.
"Dengan adanya dampak bencana banjir dan tanah longsor yang cukup parah di wilayah selatan ini kami berharap semakin menyadarkan masyarakat akan peran penting fungsi hutan itu sendiri dan mulai mengembalikan sebagaimana fungsinya," pungkasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Forum Komunitas Hijau Kabupaten Tulungagung, Karsi Nerro Soetamprin.Ia mengaku harus ada eksekusi dan solusi penangananya.
Ia menyebut dengan adanya komunikasi antar stakeholder harus ada sinergitas antar pemangku kebijakan.
"Jadi harus ada solusi yang jelas, dan harus ada komitmen untuk ditanami lahan tegakan," tuturnya.
Ia meminta kegiatan penanaman tidak dilakukan secara seremoni, hal ini dimaksud agar setelah dilakukan penanaman harus dirawat.
"kita tidak perlu kegiatan penanaman secara seremoni dan kita butuh realisasinya," tegasnya.
Editor : Mohammad Ali Ridlo
Artikel Terkait