Tulungagung, iNewsTulungagung.id - Warga Sidorejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung gelisah. Pasalnya, hampir sepekan banjir yang tercemar limbah Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong mengepung puluhan rumah warga.
Mirisnya, air banjir tersebut memunculkan aroma tidak sedap hingga mengeluarkan asap. Hal ini diduga membuat tanaman warga mati dan banyak warga yang mengalami penyakit gatal-gatal.
"Pertama kali banjir bercampur limbah itu pada Jumat 21 Oktober 2022 hingga saat ini. Bahkan air mencapai lutut orang dewasa hingga memasuki rumah warga," ungkap salah satu warga, Siti Heni Setyo, Rabu(26/10/2022).
Menurut Heni, banjir yang bercampur limbah ini, memunculkan aroma tidak sedap dan berwana hitam. Bahkan air juga memunculkan asap, karena kondisi air panas.
"Biasanya air yang bercampur limbah ini datang pada saat malam hari," ujarnya.
Salah satu warga Subroto menambahkan, banjir yang bercampur limbah ini terjadi di dua RT Desa Sidorejo dan Desa Panggungrejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung.
"Dampak banjir yang bercampur limbah ini, membuat banyak tanaman mati seketika, banyak warga gatal-gatal dan menjadikan polusi udara, karena aroma yang muncul tidak sedap," imbuhnya.
Sementara itu, Humas Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong, Aziz Rahman mengungkapkan, bahwa limbah yang keluar dan bercampur dengan air banjir ini aman dan tidak berbahaya bagi warga.
Karena air ini berasal dari air jatuhan pendingin ketel.
"Memang limbah yang bercampur dengan banjir ini memunculkan aroma tidak sedap. Tapi untuk airnya kami pastikan tidak berbahaya," ungkapnya.
Kejadian ini memang baru pertama kali. Hal ini disebabkan akibat, meningkatkan debit air Sungai Song. Sedangkan limbah yang keluar tidak bisa mengalir, dan malah meluap ke pemukiman warga.
"Kami akan segera cek ke lokasi, dan melihat apakah ada penyumbatan di saluran pembuangan. Selain itu, kami juga akan berkoordinasi ke desa untuk menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.
Editor : Mohammad Ali Ridlo
Artikel Terkait