Tulungagung, iNews Tulungagung - Menjelang tahun ajaran baru 2024/2025, masyarakat di Tulungagung mulai berburu seragam baru untuk anaknya yang akan masuk sekolah. Bahkan hal ini membuat salah satu toko seragam di Tulungagung mampu meraup omset harian Rp 20 juta.
Salah satu pemilik toko seragam Lancar Jaya di Jalan Basuki Rahmat, Muhammad Fahrudin mengatakan, selama satu bulan terakhir atau sejak awal Juni 2024, tokonya mulai ramai dikunjungi masyarakat. Diketahui, mereka mulai berburu seragam baru untuk anaknya yang sebentar lagi sudah masuk sekolah.
Bahkan saat ini, penjualan seragam baru di tokonya mengalami peningkatan sampai 100 persen dibandingkan pada saat musim ajaran baru pada tahun 2023/2024 kemarin. Hal ini tidak lepas darj adanya himbauan pihak sekolah baik SD, SMP maupun SMA negeri yang menyuruh siswanya membeli seragam sendiri.
"Informasinya setiap sekolah negeri sudah disuruh untuk membeli seragam secara mandiri pada toko-toko langganan mereka. Jadi, pihak sekolah sudah tidak menyediakan seragam sendiri," kata Muhammad Fahrudin, Kamis (11/7/2024).
Fahrudin mengungkapkan diketahui jika penjualan seragam SMP yang paling banyak dibeli oleh masyarakat, sedangkan untuk SD dan SMA tidak sebanyak SMP. Hal itu mungkin terjadi karena belum banyak sekolah SD dan SMA yang menginstruksikan agar siswanya beli seragam diluar sekolah.
Hanya saja, pihaknya sempat mengalami kendala terkait stok seragam mulai jenjang SD, SMP dan SMA yang tidak terlalu banyak, lantaran jumlah produksi seragam miliknya yang dibatasi. Meski demikian, untuk kebutuhan stok harian seragam di tokonya tetap mampu tercukupi dan tidak sampai kekurangan stok.
"Beberapa tahun lalu kan beberapa sekolah di Tulungagung menjual seragam sendiri, karena itu produksi seragam kami tidak terlalu banyak. Tetapi tahun ini ada instruksi untuk beli seragam diluar, jadi sedikit kaget," ungkapnya.
Ia menyebut jika satu hari saja, pihaknya mampu menjual paling banyak 200 set seragam dalam satu hari saja dan diprediksi minggu ini bisa meningkat jadi 300 setel seragam. Diketahui, untuk satu set seragam SMP/SMA dijual seharga Rp 180 ribu dan SD Rp 140 ribu.
Dengan penjualan yang meningkat itu, dalam sehari saja pihaknya mampu mendapat omset kotor atas penjualan seragam di tokonya senilai Rp 30 juta sampai Rp 40 juta perhari. Bahkan kondisi seperti ini juga dialami beberapa toko seragam yang lain yang berada di Jalan Basuki Rahmat Tulungagung.
"Semua toko-toko seragam yang ada disini (Sepanjang jalan Basuki Rahmat) katanya juga mengalami peningkatan penjualan. Penyebabnya mungkin karena pihak sekolah sudah tidak menjual seragam sendiri," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli seragam baru, Supriyono warga Desa Wonorejo Kecamatan Pagerwojo Tulungagung mengatakan, pihaknya baru saja membeli seragam baru untuk anaknya yang mau masuk SD. Seragam yang dibelinya juga lengkap mulai seragam merah putih, batik dan pramuka.
Pihaknya sendiri membeli seragam diluar sekolah lantaran pihak sekolah sendiri membebaskan wali murit untuk membeli seragam ditempat manapun selain sekolah. Sedangkan untuk membeli tiga set seragam lengkap beserta atributnya, pihaknya hanya menghabiskan uang senilai Rp 450 ribu saja.
"Sekolah memang tidak menyediakan seragam baru, jadi wali murid disuruh beli seragam diluar sekolah. Kalau seragam khas sepertinya nanti dikasih oleh pihak sekolah, karena di toko seragam tidak ada," katanya.
Supriyono mengungkapkan pihaknya merasa jika orang tua siswa justru lebih dimudahkan, karena bisa memilih seragam sesuai kemauan. Mengingat, seragam sekolah yang sempat disediakan pihak sekolah beberapa waktu lalu terkesan mahal dan kualitas yang lebih rendah.
Sedangkan untuk seragam yang dijual pada toko seragam baginya memiliki kualitas yang lebih baik dan terutama harga yang cenderung lebih murah. Meski pihaknya harus jauh-jauh datang ke Kecamatan Kota untuk membeli seragam, namun baginya hal itu bukan jadi persoalan sehingga memilih beli di toko seragam.
Editor : Mohammad Ali Ridlo