Jelang Nataru, Petugas Gabungan Razia Bus di Terminal Gayatri Tulungagung
Tulungagung, iNewsTulungagung.id – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), petugas gabungan menggelar razia dan pemeriksaan angkutan umum di Terminal Gayatri Tulungagung, Kamis (18/12/2025). Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang selama masa libur akhir tahun.
Razia diawali dengan pelaksanaan ramp check terhadap armada bus antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP) yang masuk ke Terminal Gayatri. Pemeriksaan meliputi kelengkapan administrasi hingga kondisi fisik kendaraan.
Korsatpel Terminal Gayatri Tulungagung, Yono, mengatakan pemeriksaan mencakup surat-surat kendaraan, SIM sopir, serta pengecekan teknis seperti lampu utama, lampu sein, wiper, hingga kondisi ban guna memastikan tidak menggunakan ban vulkanisir.
“Selama pemeriksaan, tidak ditemukan armada bus yang tidak layak jalan. Seluruh kendaraan dalam kondisi prima dan siap beroperasi,” ujar Yono.
Selain ramp check, Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tulungagung bersama Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes urine terhadap sopir serta kru bus.
Plt. Kepala BNNK Tulungagung, AKBP Damar Bastiar Amarapit, menyampaikan sebanyak 25 sopir dan kru bus menjalani tes urine dengan hasil seluruhnya dinyatakan negatif narkoba maupun obat-obatan terlarang.
“Dari hasil tes urine terhadap 25 sopir dan kru bus, semuanya dinyatakan negatif. Tidak ada satu pun yang terindikasi menggunakan narkoba,” tegas AKBP Damar.
Ia menjelaskan, pemeriksaan ini merupakan langkah deteksi dini penyalahgunaan narkoba di lingkungan transportasi umum, terutama menjelang meningkatnya mobilitas masyarakat saat libur Nataru 2026.
Menurutnya, sopir angkutan umum kerap berisiko menggunakan obat-obatan peningkat stamina demi tetap terjaga selama perjalanan jauh. Namun, penggunaan obat tersebut justru berbahaya karena dapat menurunkan kemampuan otak dalam merespons situasi.
“Obat peningkat stamina memang membuat penggunanya tidak mengantuk, tetapi tubuh memiliki batas. Kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan," imbuhnya. (*)
Editor : Mohammad Ali Ridlo