Masih Prima Meski Uzur, Polres Tulungagung Periksa 17 Kendaraan Dinas Tua

Tulungagung, iNewsTulungagung.id – Polres Tulungagung melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kendaraan dinas yang masih digunakan oleh jajarannya. Hasilnya, sebanyak 17 kendaraan dinas diketahui telah berusia uzur, namun tetap dalam kondisi layak jalan dan masih aktif digunakan untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat.
Kapolres Tulungagung, AKBP Mohammad Taat Resdi menjelaskan, pemeriksaan dilakukan terhadap kendaraan dinas yang diproduksi sebelum tahun 2005. Dari total kendaraan yang diperiksa, sebanyak 16 unit merupakan sepeda motor dan 1 unit mobil dinas. Sebagian besar kendaraan tersebut bahkan merupakan keluaran sebelum tahun 2000.
“Dari kendaraan-kendaraan ini, yang paling tua yakni Kijang Pickup keluaran 1984 yang masih dioperasikan oleh petugas Polsek Ngunut. Usianya sudah 41 tahun. Sedangkan kendaraan lain rata-rata berusia 20 sampai 28 tahun,” terang AKBP Taat saat pemeriksaan kendaraan, Rabu (9/7/2025).
Beberapa jenis kendaraan yang masih digunakan antara lain Suzuki A100, Honda GL Max, Yamaha RX King, Honda Kirana, Suzuki Smash, hingga Yamaha Scorpio Z. Kendaraan-kendaraan tersebut menurut Taat, masih dalam kondisi prima dan seluruh fiturnya masih berfungsi secara normal.
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai bentuk evaluasi dan pengecekan fisik kendaraan yang telah digunakan bertahun-tahun. Meski tergolong tua, secara keseluruhan kendaraan dinas tersebut dinilai masih layak untuk dioperasionalkan.
“Kami pastikan kendaraan-kendaraan ini masih sehat. Mesin masih bagus, sistem kelistrikan seperti lampu utama, sein, lampu belakang, dan klakson semuanya masih berfungsi. Artinya, kendaraan ini memang dirawat dengan baik oleh personel kami,” jelasnya.
Menurutnya, kendaraan dinas yang telah berusia lebih dari lima tahun sebenarnya sudah bisa diajukan untuk dilelang dan dihapus dari daftar aset. Namun karena kondisinya masih prima, Polres Tulungagung memilih untuk memaksimalkan pemanfaatannya.
Taat menambahkan, biaya perawatan kendaraan-kendaraan tersebut tergolong ringan, hanya sekitar Rp 1 juta per tahun. Namun, faktor terpenting justru adalah kepedulian anggota dalam menjaga dan merawat kendaraan yang digunakan.
“Ini wujud akuntabilitas kami. Kendaraan milik negara kami rawat sebaik mungkin. Kalau tidak dirawat, mungkin sudah lama berhenti beroperasi. Tapi karena personel peduli dan anggaran dirawat dengan tepat, kendaraan ini tetap bisa digunakan,” imbuhnya. (*)
Editor : Mohammad Ali Ridlo