Petugas Temukan Jajanan Berbahan Kimia Berbahaya dalam Takjil di Tulungagung

Tulungagung, iNewsTulungagung.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah lokasi penjualan takjil selama bulan Ramadan.
Hasilnya, petugas masih menemukan satu jenis makanan yang mengandung rhodamin B, bahan pewarna sintetis yang berbahaya bagi kesehatan.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Ana Sapti Saripah, mengatakan sidak ini bertujuan untuk memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi masyarakat.
Selain itu, pihaknya juga memberikan edukasi kepada pedagang mengenai pentingnya keamanan pangan.
"Kami melakukan pengawasan terhadap bahan-bahan makanan yang digunakan pedagang, agar masyarakat bisa mengonsumsi makanan yang aman," ujar Ana pada Kamis (6/3/2025).
Inspeksi dilakukan di lima titik lokasi penjualan takjil, yakni di Jalan MT. Haryono, Jalan Mastrip, Jalan Ahmad Yani Timur, Jalan Panglima Antasari, dan Pasar Takjil Savana Tulungagung. Dari lima lokasi tersebut, sebanyak 57 sampel makanan dan minuman diuji di laboratorium.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya satu sampel yang mengandung bahan kimia berbahaya, yakni jajanan kerupuk yang positif mengandung rhodamin B. Pewarna ini seharusnya hanya digunakan dalam industri tekstil dan kertas, bukan untuk makanan.
Menindaklanjuti temuan ini, Dinas Kesehatan akan melacak pedagang yang menjual kerupuk tersebut dan memberikan edukasi agar tidak lagi menjual makanan berbahaya.
Ana menegaskan bahwa jajanan tersebut bukan diproduksi di Tulungagung, melainkan berasal dari luar daerah.
"Kami sudah mengantongi data penjualnya dan akan memberikan edukasi. Temuan seperti ini memang terjadi setiap tahun, tetapi produsennya selalu berganti," jelasnya.
Ana juga menilai bahwa kesadaran pedagang takjil di Tulungagung sudah cukup baik dalam memilih bahan makanan yang aman. Namun, keberadaan jajanan berbahaya dari luar daerah tetap menjadi perhatian.
"Kami mengimbau pedagang untuk tidak menjual jajanan dengan nomor PIRT tertentu yang sering mengandung bahan berbahaya. Konsumen juga harus lebih waspada, terutama terhadap makanan dengan warna yang terlalu mencolok," pungkasnya. (*)
Editor : Mohammad Ali Ridlo