iNewsTulungagung.id – Orang yang lahir di weton Minggu Wage dikenal memiliki karakteristik yang khas. Mereka cenderung tidak mau dikalahkan dan selalu berusaha menjadi yang terbaik di lingkungannya. Selain itu, mereka dikenal teliti, cerdas, serta memiliki wawasan yang luas. Sikap setia, penurut, dan kewibawaan yang dimiliki juga menjadi ciri positif dari orang-orang berweton ini.
Namun, di balik kelebihan tersebut, mereka juga memiliki sisi negatif. Orang berweton Minggu Wage dikenal sebagai sosok yang pencemburu dan memiliki aura angker. Meski jarang marah, kemarahan mereka bisa sangat menakutkan hingga membuat orang lain bergidik. Karena ketelitian dan kecerdasannya, mereka juga mudah merasa curiga dan cemas.
Karakter lainnya yang sering muncul adalah sifat sombong, angkuh, dan suka membantah, terutama jika merasa pendapatnya benar. Emosi yang tinggi membuat mereka sulit berpikir panjang dalam situasi tertentu.
Karier yang Cocok
Dalam dunia kerja, orang berweton Minggu Wage lebih cocok bekerja sebagai bagian dari tim atau organisasi dibandingkan mengandalkan diri sendiri. Profesi yang memerlukan ketelitian dan kecerdasan, seperti dokter, akuntan, bendahara, arsitek, atau dosen, dianggap selaras dengan jiwa mereka.
Ramalan Rejeki
Dalam hal ramalan rejeki, kelahiran anak dengan weton Minggu Wage dapat membawa dampak bagi kesejahteraan keluarganya. Anak ini cenderung membawa penurunan kesejahteraan jika sang ayah (jika anak pertama) atau kakak (jika bukan anak pertama) memiliki weton dengan jumlah neptu kurang dari 9, seperti Selasa Wage, Selasa Legi, dan Senin Wage.
Weton Minggu Wage sendiri memiliki jumlah neptu 9, yang dianggap sebagai penentu penting dalam perhitungan tradisional Jawa terkait nasib dan peruntungan keluarga.
Kesimpulan
Meski memiliki kelebihan dalam hal kecerdasan dan kewibawaan, orang berweton Minggu Wage juga perlu mengelola sisi negatifnya agar tidak merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan memilih jalur karier yang sesuai dan memahami potensi dampak weton terhadap lingkungan sekitar, mereka dapat mengoptimalkan potensinya di berbagai aspek kehidupan. (*)
Editor : Mohammad Ali Ridlo