iNewsTulungagung.id - Di tengah derasnya arus modernitas, warisan leluhur berupa hitungan weton masih memegang peranan penting dalam budaya Jawa. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah weton kelahiran Sabtu Kliwon, yang dikenal menyimpan karakter dan ramalan unik.
Orang dengan weton Sabtu Kliwon digambarkan memiliki kepribadian yang istimewa. Mereka cenderung rendah hati, sabar, dan gemar membantu sesama. Seperti bumi yang tak henti memberi tanpa meminta, mereka kerap menunjukkan kedermawanan dan ketekunan.
Namun, kebaikan ini tak lepas dari sisi gelap yang juga membentuk watak mereka. Jika hati mereka terluka atau dikhianati, sulit untuk mengembalikan kepercayaan mereka. Kemarahan yang sudah membara sulit padam, menjadikan mereka musuh yang tangguh.
Dalam dunia pekerjaan, orang Sabtu Kliwon diakui cocok untuk profesi yang melibatkan pengajaran dan kepemimpinan. Watak pengayom mereka sempurna untuk peran seperti guru, dosen, atau kepala desa.
Mereka dikenal telaten membimbing hingga yang diajari benar-benar memahami. Masyarakat percaya bahwa jika mereka mengambil peran tersebut, hasilnya akan luar biasa.
Hal yang lebih menakjubkan adalah ramalan mengenai rezeki mereka. Primbon Jawa mengungkapkan bahwa mereka tak akan pernah kesulitan secara finansial. Rejeki seolah mengalir lancar, memberi mereka kehidupan yang berkecukupan.
Menariknya, jika seorang anak terlahir di weton ini, ia diprediksi membawa berkah dan peningkatan ekonomi bagi keluarganya. Neptu besar yang dimilikinya konon mendukung pencari nafkah dalam keluarga untuk meraih kemudahan.
Jodoh juga menjadi perhatian khusus. Neptu 17 yang melekat pada kelahiran Sabtu Kliwon diyakini serasi dengan pasangan yang memiliki neptu 12 atau 16. Keharmonisan ini dipercaya bisa diperoleh bersama pasangan yang lahir di weton tertentu, seperti Senin Kliwon atau Kamis Wage.
Di balik kepercayaan ini, satu hal yang jelas: bagi mereka yang percaya, weton Sabtu Kliwon tidak sekadar angka. Ia adalah peta kehidupan yang, jika dipahami dengan baik, bisa membawa ketenangan dan keselarasan. Sebuah warisan yang, meskipun kuno, tetap relevan dalam kehidupan modern.
Editor : Mohammad Ali Ridlo