get app
inews
Aa Read Next : Antisipasi Kerawanan Pangan, Pemkab Tulungagung Berikan Bansos

Alih Fungsi Lahan Diduga Sebabkan Banjir dan Longsor di Tulungagung

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 20:49 WIB
header img
Sebagian wilayah pegunungan di Kecamatan Tanggunggunung kondisinya gundul lantaran dijadikan sebagai lahan pertanian. (Foto: Afif Nasrul/iNews)

TULUNGAGUNG, iNewsTulungagung.id - Banjir dan tanah longsor yang menerjang di beberapa wilayah selatan, sehingga kabupaten Tulungagung  disebut-sebut akibat dari alih fungsi lahan kehutanan yang berubah menjadi lahan pertanian.

Padahal Pemkab Tulungagung sudah sering membantu memberikan bibit tanaman produktif di wilayah tersebut. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung, Santoso mengatakan, pihaknya tentu tidak menampik apabila parahnya banjir dan tanah longsor di kawasan selatan seperti Campurdarat dan Besuki diakibatnya dampak dari alih fungsi lahan.

Pasalnya, sebagian besar wilayah pegunungan di Kecamatan Tanggunggunung saat ini kondisinya gundul lantaran dijadikan sebagai lahan pertanian tanaman jagung oleh masyarakat setempat. Hal itu justru memicu terjadinya banjir disertai lumpur dan tanah longsor di kawasan selatan.

"Memang kenyataannya seperti itu, di wilayah selatan banyak lahan kehutanan yang difungsikan sebagai lahan pertanian," kata Santoso, Jumat (14/10/2022).

Santoso menjelaskan, pihaknya sebenarnya tidak tinggal diam.

Ia selama  menjabat sebagai Kepala DLH Tulungagung, sudah ada sebanyak ratusan ribu bibit tanaman penghijauan berupa buah-buahan yang dialokasikan untuk wilayah selatan. Pada mulanya, bibit tanaman tersebut memang benar-benar ditanam. Hanya saja, saat tanaman tersebut sudah tumbuh setinggi 2 meter, masyarakat justru mematikan pohon tersebut secara berlahan dan apabila sudah mati justru dibakar. Dengan begitu masyarakat memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan pertanian jagung.

"Mereka (Masyarakat) berfikir jika tanaman pelindung itu mengganggu tanaman jagung mereka," jelasnya.

Santoso sangat menyayangkan mengingat apabila masyarakat sadar, tanaman produktif yang dialokasikan untuk wilayah selatan sebenarnya juga bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Hanya saja memang untuk meraih hasil dari tanaman tersebut memerlukan waktu yang lama yakni sekitar 4 sampai 5 tahun, sehingga masyarakat lebih memilih tanaman jagung lantaran dalam jangka waktu 3 bulan, mereka sudah mendapatkan hasilnya.

Padahal sebenarnya, nilai hasil dari tanaman produktif tersebut lebih menguntungkan dibanding tanaman jagung.

"Berbeda dengan wilayah pegunungan di barat Tulungagung, bantuan bibit tanaman produktif disana sampai saat ini masih terawat. Makanya wilayah sana sangat jarang terjadi longsor dibandingkan wilayah selatan," ujarnya. 

Santoso mengaku, permasalahan ini memang tidak bisa semata-mata diselesaikan dengan pemerintah daerah terus menerus memberikan bantuan bibit tanaman tegakan di wilayah selatan. Melainkan, perlu peran serta masyarakat terkait kesadarannya untuk menjaga alam dan mulai memelihara tanaman tegakan di wilayah selatan. Maka dari itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat mulai sadar, agar bencana pada musim penghujan tidak bertambah parah. 

"Dengan adanya dampak bencana banjir dan tanah longsor yang cukup parah di wilayah selatan ini kami berharap semakin menyadarkan masyarakat akan peran penting fungsi hutan itu sendiri dan mulai mengembalikan sebagaimana fungsinya," pungkasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Forum Komunitas Hijau Kabupaten Tulungagung, Karsi Nerro Soetamprin.Ia mengaku harus ada eksekusi dan  solusi penangananya.

Ia menyebut dengan adanya komunikasi antar stakeholder harus ada sinergitas antar pemangku kebijakan.

"Jadi harus ada solusi yang jelas, dan harus ada komitmen untuk ditanami lahan tegakan," tuturnya.

Ia meminta kegiatan penanaman tidak dilakukan secara seremoni, hal ini dimaksud agar setelah dilakukan penanaman harus dirawat.

"kita tidak perlu kegiatan penanaman secara seremoni dan kita butuh realisasinya," tegasnya.

Editor : Mohammad Ali Ridlo

Follow Berita iNews Tulungagung di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut