Tulungagung, iNewsTulungagung.id – Festival Budaya Spiritual (FBS) yang akan digelar di Kabupaten Tulungagung mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Dukungan tersebut ditegaskan melalui kunjungan perwakilan Kementerian, yang diwakili oleh Staf Khusus dan Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, dalam pertemuan dengan Bupati Tulungagung untuk membahas persiapan kegiatan.
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Tulungagung, Johanes Bagus Kuncoro, menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya akan menampilkan seni dan budaya spiritual, tetapi juga akan dimeriahkan dengan pameran keris sebagai bagian dari upaya memperkenalkan kekayaan warisan budaya lokal.
“Jadi kita mengangkat Kyai Upas sebagai ujung tombaknya, sebagai puncaknya. Lainnya dari Kementerian untuk ikut menggerakkan dan menggairahkan semangat menghargai budaya kita,” ujar Bagus, Senin (23/06).
Ia menambahkan, Tulungagung dipilih sebagai tuan rumah ketiga pelaksanaan Festival Budaya Spiritual karena daerah ini memiliki kekayaan situs cagar budaya serta komunitas seni yang aktif menjaga nilai-nilai budaya lokal.
“Wilayah Tulungagung kaya akan situs cagar budaya dan insan seni yang peduli terhadap seni daerah. Itu sebabnya pemerintah pusat menunjuk Tulungagung sebagai tuan rumah ketiga gelaran FBS,” imbuhnya.
Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, juga mengungkapkan alasan dipilihnya Tulungagung. Menurutnya, daerah ini memiliki potensi besar dalam aspek budaya spiritual.
“Tempat-tempat cagar budaya dan situs masih banyak tersebar di Tulungagung. Selain itu, kekayaan alam seperti gunung dan pantai turut memperkuat nilai-nilai budaya spiritual masyarakatnya,” tuturnya.
Festival Budaya Spiritual merupakan kegiatan tahunan yang sebelumnya telah digelar di Solo dan Blora. Tahun ini, Tulungagung menjadi lokasi ketiga pelaksanaan festival tersebut.
“Budaya spiritual di Tulungagung sangat kuat. Ada gunung, pantai, situs, dan cagar budaya yang menjadi potensi besar dalam membangun kesadaran dan apresiasi terhadap kearifan lokal,” pungkasnya. (*)
Editor : Mohammad Ali Ridlo
Artikel Terkait
