Tulungagung, iNewsTulungagung.id - Kenaikan harga kebutuhan pokok di Kabupaten Tulungagung membuat pemerintah segera bertindak dengan menggelar operasi pasar.
Hal ini dilakukan untuk menstabilkan harga bapok yang melonjak naik utamanya harga beras.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tulungagung, Dewi Brahmawati mengatakan, pihaknya baru saja menggelar operasi pasar di halaman kantor Disperindag yang ditujukan untuk masyarakat umum.
Pada operasi pasar ini, sebenarnya tidak hanya digelar satu hari, melainkan tercatat sudah selama dua bulan ini dilakukan operasi pasar.
Hanya saja, lokasi pelaksanaan operasi pasar sendiri kerap berpindah tempat utamanya di pasar tradisional.
"Operasi pasar yang dilaksanakan di halaman kantor Disperindag baru kali ini, tetapi selama dua bulan ini kami juga menjalankan operasi pasar di setiap pasar tradisional," katanya, Kamis (9/11/2023).
Dewi menjelaskan, pelaksanaan operasi pasar kali ini dilakukan untuk menekan atau menstabilkan harga bapok yang melonjak naik selama beberapa waktu terakhir. Utamanya seperti harga beras dan cabai yang mana kedua bapok tersebut harganya sempat melambung tinggi.
Diketahui untuk harga beras medium jenis Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan SPHP dengan berat 10 kilogram dijual dengan harga Rp 104 ribu. Sedangkan untuk minyak goreng merk minyakita dijual dengan harga Rp 13 ribu per liternya pada pelaksanaan operasi pasar tersebut.
"Kita tujuannya ingin menstabilkan harga yang melonjak naik. Disisi lain agar masyarakat bisa tercukupi kebutuhan sehari-harinya dengan harga yang terjangkau," tuturnya.
Operasi pasar dibuka untuk umum yang mana semua kalangan bisa berbelanja pada operasi pasar tersebut. Hanya saja, bapok yang dibeli tidak boleh diperjual belikan, sehingga masing-masing pembeli dibatasi.
Sebagai contoh, untuk beras pembelian dibatasi maksimal hanya 10 kilogram, kemudian untuk minyak dibatasi maksimal dua liter dan gula juga dibatasi maksimal dua kilogram. Selain itu, untuk bapok yang lain seperti cabai, sayur mayur dan lain-lain tidak dibatasi.
"Kenapa kita batasi, karena dikhawatirkan yang membeli pedagang. Padahal sasaran kami untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu, Salah seorang warga Kelurahan Bago, Tulungagung, Sunu mengatakan, pihaknya hanya membeli tiga jenis yakni beras, gula dan minyak goreng. Terkait harganya sendiri relatif terjangkau yang bahkan harganya dibawah harga bapok yang dijual di pasaran.
Sunu mencontohkan untuk beras ukuran 5 kilogram saja harganya mencapai Rp 70 ribu lebih, sedangkan untuk minyak goreng seharga Rp 15 ribu per liternya. Adanya operasi pasar ini, sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari terutama untuk tiga jenis kebutuhan pokok itu.
"Harganya sangat terjangkau, sangat membantu masyarakat ditengah harga kebutuhan pokok yang naik," katanya.
Editor : Mohammad Ali Ridlo
Artikel Terkait