Tulungagung, iNewsTulungagung.id - Angka stunting di Kabupaten Tulungagung mengalami penurunan. Saat ini angkanya menunjukkan 4,27 persen dari 7,00 persen.
Hal itu mengemuka pada kegiatan Rembuk Stunting di salah satu hotel di Tulungagung, Senin (05/06/2023).
Program Stunting merupakan program kesejahteraan masyarakat dimana angka kesehatan bayi hingga anak anak cenderung menurun.
Bupati Tulungagung, Drs.Maryoto Birowo mengatakan, program Stunting merupakan penghambat program fisik maupun otak anak dan harus diatasi.
"Hal ini sangat penting sekali bahwa program mewujudkan generasi milenial emas pada tahun 2045 untuk mencapai puncak," katanya seusai menggelar kegiatan Rembuk Stunting
Lanjutnya, program Stunting harus terintegrasi dan terpolakan agar kabupaten Tulungagung menuju zero stunting.
"Sehingga betul-betul siap untuk berkompetisi," tegasnya.
Masalah Stunting merupakan hal yang perlu diwaspadai dan banyak kasus anak sakit di pedesaan tidak diperiksakan oleh orang tua.
"Jadi biasanya ikut timbangan ,sekarang kok Ndak itu yang harus dicari," jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA ) Tulungagung melalui Sekretaris, Rusdiyanto mengatakan angka Stunting di tahun 2022 mencapai 4,25 persen dari sebelumnya tahun 2021 mencapai 4,52.
"Dari sisi jumlah banyak, saat ini mencapai 2.214 anak yang mengalami Stunting," terangnya.
Dari angka tersebut kecamatan Tanggungunung yang paling tinggi.
"Faktor perilaku dan ekonomi yang paling berpengaruh,," tuturnya.
Anggaran penanganan Stunting dicover dari dana APBN kurang lebih sebanyak 400 milyar rupiah. Dari jumlah tersebut 100 milyar dana dari APBD Kabupaten.
Editor : Mohammad Ali Ridlo
Artikel Terkait